Kabut Asap, Entah Sampai Kapan
"Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)"
[ Ar-Ruum/30 : 41 ]
![]() |
Gambar : tirto.co.id |
Bencana kabut asap kembali menimpa saudara-saudara kita di Kalimantan dan Riau. Dan ini bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya di tahun 2006 dan tahun 2015 bencana kabut asap juga melanda daerah-daerah tersebut. Di tahun 2015 selama 4 bulan Kalimantan di kepung asap. Membayangkan hidup di tengah kepungan asap membuat napas sesak, apatah lagi yang langsung merasakannya. Entah kenapa kejadian seperti ini berulang kembali.
Seorang ibu pengendara sepeda motor di Riau harus turun dari motornya dan berjalan terhuyung dibopong 2 orang untuk menepi. Ia mengalami sesak napas dan akhirnya harus dibawa ke rumah sakit. Di ILC ( Indonesia Lawyer Club ) yang dipandu oleh Karni Ilyas saat membahas bencana asap, ada ibu di Riau yang harus kehilangan anak keduanya akibat kabut asap di tahun 2015. Ada juga seorang ibu yang tengah mengandung anak pertamanya setelah menanti selama 5 tahun. Ia merasakan janin yang dikandungnya tidak aktif bergerak. Sebelumnya sang janin begitu aktif, begitu si ibu menjelaskan. Ia memutuskan untuk mengungsi ke tempat yang lebih bersih udaranya. Setelah diperiksa oleh dokter di tempat pengungsian, dijelaskan bahwa janinnya tidak mendapatkan oksigen karena sang ibu telah menghirup udara yang tercemar.
Kabut asap jelas berakibat buruk bagi kesehatan manusia. Bagi yang sehat saja berakibat sesak napas, bagaimana bagi mereka yang sudah menderita penyakit seperti asma. Anak- anak sekolah harus belajar di rumah meski cara ini pun tidak membuat mereka terhindar dari asap. Karena asap pun ada di tiap rumah mereka. Penerbangan di Bandara ikut tertunda terkena dampaknya. Hewan-hewan yang hidupnya bergantung pada hutan, seperti apa kehidupan mereka saat ini ?.
Berdasarkan catatan Kementrian Kehutanan, terdapat 1,2 juta hektar atau 2% dari hutan Indonesia menyusut tiap tahunnya. Kerusakan yang paling besar terhadap hutan di Indonesia adalah akibat penebangan liar, alih fungsi hutan menjadi perkebunan, penebangan hutan dan eksploitasi hutan tidak lestari baik untuk pembangunan pemukiman, industri, maupun pengembangan perambahan. Dan itu semua dilakukan oleh manusia.
15 Comments
Hai Kak… ide bagus banget bisa mengangkat tulisan tentang kejadian yang sedang terjadi, penjelasan dari tulisan kakak ini membuat aku menjadi sadar bahwa bencana yang terjadi bisa jadi karena maksiat yang kita lakukan sebagai manusia.
ReplyDeleteSebagai seorang sesama penulis di odop, sepertinya aku ingin memberikan beberapa pendapat lain berupa koreksi terhadap tulisan Kakak ini, bukan karena tidak suka, apalagi merasa tulisan aku lebih baik. Bukan, jelas bukan karena itu, koreksi ini semata-mata adalah untuk sama-sama belajar, kita sama-sama belajar kan? hehe
Aku berpendapat sepertinya kata “Menyapa” kurang cocok untuk disebutkan untuk bencana. "…Bencana kabut kembali menyapa saudara-saudara kita di Kalimantan dan Riau".
Beberapa kata lain yang yang ingin aku koreksi adalah kata :
nafas atau napas?
Bertanggungjawab atau bertanggung jawab?
Dan terakhir sepertinya ukuran teks dua paragraf terakhir berbeda dengan paragraf sebelumnya… mungkin bisa disamakan supaya lebih terlihat rapi…
Tks masukannya
DeleteSoal huruf juga gk ngerti kenapa, udah diganti masih begitu lg.. hehe
Apakah tulisan ini sebelum diposting di blog ditulis dulu di ms. word/ aplikasi menulis lainnya baik di HP/ komputer?
DeleteBiasanya kalau kita copas langsung dari aplikasi menulis ke text editor blog, memang ada font yang berbeda-beda. Cara mengatasinya, setelah copas... klik simbol Tx (letaknya dekat simbol bulleting) di teks editor. Nanti font bisa seragam semua. Fungsinya memang untuk merapikan sisa-sisa format word sehingga lebih rapi di blog. Semoga bermanfaat.
Ok, tks infonya
DeleteDi tempat tinggal saya terkena dampaknya juga mba...tapi Alhamdulillah sudah turun hujan...
ReplyDeleteAlhamdulillah, semoga kembali normal
DeleteDi tempat saya Alhamdulillah.. Kabut asap tidak ada.. Tpi hujan2 gk turun2 dan air makin lama makin surut
ReplyDeleteMemang sekarang masih masuk musim kemarau ya
ReplyDeleteMba Yenni, ayah saya tinggal di sana... kata beliau kini asap kian parah, huhu. Mohon doanya ya Mbaa.
ReplyDeleteTerima kasih atas tulisannya, Mbaa
Semoga yg terkena musibah asap sabar ya mba, sll sehat dan cepat tertangani... Aamiin
DeleteBencana bisa jadi teguran dari sang maha kuasa, bisa jadi ulah jahil tangan manusia. Semoga saudara kita yg jauh disana segera diberi pertolongan, sungguh sekarang sebagian indonesia telah menjadi lautan api
ReplyDeleteBetul banget mba
DeleteSemoga kabut asap bisa segera diatasi dan semoga yang sedang tertimpa bencana kabut asap diberi kekuatan dan kesabaran. Aamiin.
ReplyDeleteTema kabut asap yang sedang melanda bikin hati sedih. Tulisan ini bentuk keprihatinan yang sedang terjadi.
ReplyDeletePrihatin juga gregetan gimana gitu, hehe...
Delete