Cerita Tentang Malam
![]() |
Foto : Google |
Malam adalah waktu setelah matahari terbenam hingga matahari terbit. Malam identik dengan gelap karena tempat tersebut tidak berhadapan dengan matahari. Banyak kisah yang bisa ditoreh darinya.
Menyusuri jalanan di tengah kota saat malam hari. Di kanan kiri jalan, kelap kelip lampu penerang jalan menemani dan menaungi para pengguna jalan. Cobalah naik ke atas jembatan penyebrangan orang ( JPO ) , berdirilah di tengah jembatan dan nikmati keindahan kota di malam hari. Rasakan kenikmatan yang bisa dihadirkan darinya.
Saat malam hari, kita temui tempat-tempat makan atau kafe pinggir jalan yang menjamur. Tempat-tempat seperti ini begitu diminati. Dari sekedar tempat untuk nongkrong dan kumpul ala anak muda millenial, sampai pecinta kuliner yang memang datang untuk mencoba makanan yang menjadi ciri khas tempat tersebut, atau yang datang hanya untuk memenuhi kebutuhan perutnya.
![]() |
Foto : Google |
Tak hanya tempat kulineran dan kafe pinggir jalan, klub-klub malam pun tak mau kalah menarik para pendatang. Tempat esek-esek kelas teri hingga kakap, mampu menggoda nafsu syahwat manusia yang memperturutkannya.
Malam oh malam ...
Engkau begitu menggoda, begitu mereka berkata.
Di malam yang sama, di tempat yang begitu dirahmati berkumpul manusia mengkaji untuk memperbaiki diri. Meski letih sepulang kerja, tetap mampu mengorbankan waktu dan tenaga untuk sesuatu yang berarti untuk akhiratnya.
Di tengah malam yang sama, saat sebagian mata masih terlelap, ada sebagian manusia terbangun dan melawan kantuknya hanya semata ingin berdekatan dengan Penciptanya.
"Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu sebagai pakaian dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk berusaha." ( QS Al Furqon. : 47 )
Malam Allah hadirkan sebagai tempat beristirahat, merehatkan badan dan pikiran dari hiruk pikuk keramaian siang.
Malam hari di sepertiga malamnya, Allah karuniakan keistimewaan, salah satunya sebagai tempat mustajab memohon pada-Nya.
Imam Syafi'i biasa membagi malam menjadi tiga bagian untuk memanfaatkan waktu malam : sepertiga malam awal dimanfaatkannya untuk menulis, sepertiga keduanya untuk shalat dan beribadah kepada Allah, sepertiga terakhir digunakan untuk mendapatkan pertimbangan. Kesunyian dan keheningan malam kadang memunculkan ide-ide cemerlang.
Pesona malam hari beragam disikapi manusia. Apa pun pilihannya semua akan dipertanggungjawabkan. Gunakan malam sebaik mungkin, jangan sampai terlewat sia-sia apalagi bermaksiat padaNya.
35 Comments
Suka dengan kesimpulannya... Mendidik
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir
Deletesegala perbuatan kapan pun dan dimana pun akan dipertanggung jawabkan
ReplyDeleteYuup sepakat
DeleteYa tau ai malam tu habis matahari terbenam
ReplyDelete😊😊
DeleteApalah kita jika dibandingkan dengan Imam Syafii
ReplyDeleteBetul banget
DeleteBarangkali ada pembaca yang mengartikan berbeda singkatan JPO itu mbak, bisa ditambahkan kepanjangannya untuk menghindarinya. Terutama memberika informasi bagi yang barangkali ngga tau sama sekali.
ReplyDeleteiya, aku gak tau. ehe.
DeleteMakasih masukannya
DeleteMakasih sudah mampir
DeleteNasihat di faragrag terakhir itu bikin Haru
ReplyDeleteTerima kasih sudah singgah
Deletekonsep pembagian waktu malam menjadi tiga yang begitu unik
ReplyDeleteBetul, mudah-mudahan bisa kita ijuti
DeleteNice post Mbak... Minta tolong tambahin gadget followers ya... Biar mudah diikuti. ^_^
ReplyDeleteSdh ditambahin mba, makasuh infonya
DeleteNice artikel mba. Semakin mengingatkan diri untuk lebih mendekat padaNya. 🥰
ReplyDeleteTerimakasih sdh singgah
DeleteSaya komentari penulisannya aja yah hehehe.
ReplyDelete"Malam hari di sepertiga malamnya Allah karuniakan keistimewaan salah satunya sebagai tempat mustajab memohon padaNya."
Saat membaca kalimat tersebut, saya kehabisan napas hehehe. Alangkah baiknya jika dibubuhkan tanda koma. Lalu, untuk penulisan kata ganti kepemilikan untuk Tuhan, gunakan (-Nya). Jadi, kalimat tersebut berubah menjadi:
Malam hari di sepertiga malamnya, Allah karuniakan keistimewaan, salah satunya sebagai tempat mustajab memohon pada-Nya.
Happy writing
Makasih masukannya
DeleteArtikel yang menggugah jiwa. jadi pengen muhasabah aku berada di malam yang mana?
ReplyDeleteTerimakasih sudah singgah
DeleteJadi muhasabah diri nih...
ReplyDeleteBegitu pun diriku 😊
DeleteBahkan ketika malam, ketangguhan iman pun masih ditimpakan ujian ya Mba... Makasih untuk tulisannya Mba Yenni
ReplyDeleteUjian ada setiap saat ya..
DeleteSama2 mba annur
Jikalah gelap dan terang selalu beriringan, moga hati ini ringan untuk memilih jalan terang. :D
ReplyDelete.
Good post.
Sama2 mba
ReplyDeleteTerima kasih sudah singgah
ReplyDeleteMenyentuh, terenyuh hatiku
ReplyDeleteSemoga bermanfaat
DeleteKonsep pembagian waktu Imam Syafi'i bagus sekali..sangat menginspirasi.
ReplyDeleteSemangat nulisnya kk
Sama2, kuy semangat
Delete