Oleh Yenni Winyetri

Foto ini menarik perhatianku di sebuah akun IG @aljazeeraenglish. Mungkin karena warna merahnya yang begitu dominan. Terlihat 3 orang perempuan berjongkok dan berlindung di bawah payung dari teriknya matahari.

Sampai sini saya bertanya, apa yang sedang dilakukan 3 orang perempuan ini di tengah-tengah hamparan warna merah karena belum membaca captionnya.

Ketika caption dibaca yang hadir adalah miris di hati.

Tiga perempuan ini adalah perempuan-perempuan Banglades yang sedang mengeringkan cabe merah. Teriknya matahari yang menyengat membuat mereka harus berlindung di bawah payung.

Mereka bekerja selama 10 jam sehari dengan upah di bawah 1 dollar Amerika per hari.
Ya, bekerja 10 jam dengan mendapatkan upah di bawah 1 dollar dengan peluh keringat mengucur badan.
Hanya untuk menyambung hidup melanjutkan hari-hari ke depan.

Sahabat...

Hidup yang kita jalani memang tak selamanya mulus membahagiakan hati.
Ada kalanya harus berurai air mata atas musibah yang dialami.
Saat ujian melanda, boleh jadi diri terasa lemah.

Sesekali tengoklah ke bawah. Ada begitu banyak orang-orang yang keadaanya jauh di bawah kita. Kalau mereka mampu menghadapinya, apa yang membuat kita tak mampu melewatinya ?

Berhentilah mengeluh, sebaliknya lihat apa yang mampu kita lakukan dalam menghadapi masalah.
Mengeluh membuat solusi yang sebetulnya ada di depan mata tak terlihat dan di kepala tak terpikirkan.

Kalau kata Pak Ari Ginanjar yang dikenal dengan ESQ-nya, ubahlah masalah menjadi sebuah peluang.
Peluang untuk melompat lebih tinggi.

Yuuk, perbanyaklah bersyukur dengan apa pun yang ada saat ini.
Bersyukur membuat hidup lebih tenang dan bahagia.
Bersyukurlah maka Allah akan menambahkan nikmatNya

Foto : @aljazeeraenglish


0 Comments